Postingan Ter-update

Jumat, 29 Maret 2013

PENYESUAIAN DIRI,PERUMBUHAN DAN PERTUMBUHAN PERSONAL


PENYESUAIAN DIRI,PERUMBUHAN DAN PERTUMBUHAN PERSONAL

Penyesuaian diri
dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment. Menurut Schneiders  (dalam Ali dan Ansrori, 2006) definisi penyesuaian diri dapat ditinjau dari 3 sudut pandang, yaitu penyesuaian diri sebagai bentuk adaptasi , penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas, dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan. Pada mulanya penyesuaian diri sama dengan adaptasi.

Penyesuaian diri sebagai bentuk adaptasi pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis atau biologis. Penyesuaian diri sebagai konformitas terhadap norma memaknai penyesuaian diri individu sebagai usaha konformitas yang menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk selalu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respon dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan dan frustasi tidak terjadi.

Aspek aspek penyesuaian diri

      penyesuaian pribadi

Penyesuaian pribadi adalah penerimaan individu terhadap dirinya sendiri. Penyesuaian pribadi berhubungan dengan konflik, tekanan dan keadaan dalam diri individu, baik keadaan fisik maupun keadaan psikis. Penyesuaian pribadi yang baik atau buruk pada prinsipnya dilandasi oleh sikap dan pandangan terhadap diri dan lingkungan. Individu yang mengalami penyesuaian pribadi yang buruk, kehidupan kejiwaannya ditandai oleh kegoncangan emosi atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, cemas, tidak puas, kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya. Sebaliknya individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik akan merasa aman, bahagia, memiliki sikap dan pandangan positif.

  Penyesuaian sosial

Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosialtempat individu hidup dan berinteraksi. Individu bertingkah laku menurut sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup agar dapat tetap bertahan dalam jalan yang sehat dari segi kejiwaan dan sosial.

SUMBER:
http://smileandsprit.blogspot.com/2011/03/penyesuaian-diri-pertumbuhan-personal.html


PERTUMBUHAN

Menurut Jellife D.B (1989) pertumbuhan adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ  dan jaringan dari masa konsepsi sampai remaja. (Supriasa. 2001: 27)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Pertumbuhan dipengaruhi oleh 2  faktor utama yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.

1.Faktor internal
Soetjiningsih (1998) mengungkapkan bahwa faktor genetik merupakan modal dasar bagi  proses pertumbuhan. Melalui genetik yang berada dalam sel telur yang dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.

2.Faktor Eksternal (Lingkungan)
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang optimal.


1)  Gizi Ibu Saat Hamil
Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR). Di samping itu, akan mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagianya.


2)  Mekanis
Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan ketuban yang kurang. Demikian pula posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan berbagai kelainan pada bayi yang dilahirkan dan dapat menyebabkan pertumbuhan  terhambat.

3)  Toksin/ Zat kimia
Berbagai jenis obat yang bersifat racun seperti thalidomide, phenitom, methodion, obat anti kanker yang diminum saat kehamilan akan menyebabkan kelainan bawaan.

4)  Endokrin
Jenis hormon yang berperan dalam pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin. Hormon yang dihasikan kelenjar tiroid termasuk hormon pertumbuhan oleh karena itu apabila ada kelainan pada kelenjar ini. Produksi hormon akan terganggu yang mengakibatkan pertumbuhan terhambat.

5)  Radiasi
Pengaruh radiasi pada bayi sebelum berumur 18 minggu dapat mengakibatkan kematian, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.

6)  Infeksi
Cacat bawaan juga disebabkan  oleh infeksi intra uterine, dan jenis infeksi lain yang menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, HIV, virus hepatitis dan virus ifluensa.

7)  Stress
Apabila ibu hamil mengalami stres, akan mempengaruhi tumbuh kembang jain yaitu berupa cacat bawaan dan kelainan jiwa.

8)  Anoksia Embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, dan menyebabkan BBLR.

3.Faktor Lingkungan Pascanatal

1)  Lingkungan Biologis
Lingkungan biologis yang berpengaruh adalah ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit  kronis, fungsi metabolisme yang saling terkait satu dengan yang lain.

2)  Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik yang berpengaruh adalah cuaca, keadaan geografis, sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi. Faktor cuaca dan keadaan geografis berhubungan dengan kejadian gagal panen yang berakibat asupan gizi keluarga rendah, keadaan ini yang menyebabkan gizi kurang dan pertumbuhan anak akan terhambat.

3)  Faktor Psikososial
Faktor yang berpengaruh adalah stimulasi rangsangan, motivasi, ganjaran atau hukuman, kelompok sebaya, stress, lingkungan sekolah, cinta dan kasih sayang.

4)  Faktor Keluarga dan adat istiadat
Faktor keluarga dan adat  istiadat yang mempengaruhi antara lain pekerjaan atau pendapatan keluarga, stabilitas rumah tangga, adat istiadat norma tabu serta urbanisasi.

Unicef dan Johnson (1992) membuat model interaksi tumbuh kembang anak dengan melihat sebab dasar, sebab tidak langsung dan sebab langsung. Sebab langsung adalah kecukupan makanan dan keadaan kesehatan. Penyebab tidak langsung meliputi ketahanan makanan keluarga, asuhan ibu bagi anak, sanitasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Salah satu layanan kesehatan bagi balita adalah posyandu (Supariasa. 2001 : 29)

SUMBER:
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/03/perkembangan-menurut-psikologi.html


PERTUMBUHAN PERSONAL  
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang. Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.

Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman. Prof. Gessel mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang terus-menerus. Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan yang terjadi sebelumnya.


Carl Rogers (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan :
  1. Keikhlasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
  2. Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali.
  3. Keinginan yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.



      FaKtor yang mempebgaruhi pertumbuhan personal :

      1.      Faktor biologis
      Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis yang sanga kental.

      2.      Faktor geografis
      Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dan nantinya akan menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.

      3.      Faktor budaya
    Tidak di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang, tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama juga.
Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.



SUMBER:

Chaplin,J.P. (a.b. Kartini Kartono). (2001).  Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers

 

Pengikut