Menurut Lazarus (1996) coping stress
adalah upaya kognitif dan tingkah laku untuk mengelola tuntutan internal dan
eksternal yang khusus dan konflik diantaranya yang dinilai individu sebagai
beban dan melampaui batas kemampuan individu tersebut. Individu akan memberikan
reaksi yang berbeda untuk mengatasi stres.
Dewasa ini proses terhadap stres
menjadi pedoman untuk membangun coping stress. Secara umum stres dapat diatasi
dengan melakukan transaksi dengan lingkungan dimana hubungan transaksi ini
merupakan suatu proses dimana individu berusaha untuk menangani dan menguasai
situasi stres yang menekan dengan melakukan perubahan kognitif maupun perilaku
guna memperoleh rasa aman dalam dirinya.
Coping adalah transaksi berseri
antara individu yang memiliki satuan sumber daya, nilai, komitmen, dan
lingkungan tempat tinggal dengan sumber dayanya sendiri, tuntutan. Coping bukan
merupakan suatu tindakan yang dilakukan individu tetapi merupakan kumpulan
respon yang terjadi setiap waktu, yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan
individu tersebut (Yanny, dkk, 2004).
Reaksi emosional, termasuk kemarahan
dan depresi, dapat dianggap sebagai bagian dari proses coping untuk menghadapi
suatu tuntutan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa coping
stress merupakan suatu upaya kognitif untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi
atau meminimalisasikan suatu siatuasi atau kejadian yang penuh ancaman.
Terdapat beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi coping stress. Reaksi terhadap stres bervariasi antara individu
yang satu dengan individu yang lainnya, dan dari waktu ke waktu pada orang yang
sama. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor psikologis dan sosial yang tampaknya
dapat merubah dampak stressor bagi individu. faktor-faktor yang
mempengaruhi coping stress adalah: kesehatan fisik, karakteristik kepribadian,
variabel sosial-kognitif, hubungan dengan lingkungan sosial dan strategi coping
stress.
Jenis Strategi Coping Stress
Terdapat beberapa strategi coping
stress yang bisa dilakukan oleh seseorang yang mengalami stress. Menurut Arthur
Stone dan Jhon Neale (dalam Benjamin, dkk, 1987) terdapat 8 (delapan) kategori
strategi coping stress, yaitu:
Direct action (tindakan langsung)
Individu memikirkan dan mencari
pemecahan permasalahannya dan kemudian melakukan sesuatu atau bertindak untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Acceptance (penerimaan)
Individu mampu menerima kenyataan
bahwa keadaan stres tersebut telah terjadi dan tidak ada yang dapat dilakukan
untuk menghindari masalah tersebut.
Destruction (pengacauan masalah)
Individu melibatkan diri pada
aktivitas lain dan memaksakan diri untuk memecahkan masalah lain.
Situation redefenition
(mendefenisikan ulang situasi)
Mendefenisikan situasi dengan
memikirkan masalah dengan cara yang berbeda agar situasi stres tersebut menjadi
dapat diterima.
Catharsis (katarsis)
Mencari pelepasan emosi sebagai alat
untuk mengurangi ketegangan dari stres.
Relaxation techniques (teknik
relaksasi)
Merupakan cara untuk mengurangi
tekanan yang dialami individu.
Social support (dukungan sosial)
Mencari dukungan sosial, misalnya
dari teman, orang yang dicintai, psikolog atau dari lingkungan masyarakat
sekitar untuk mengurangi stres.
Religious strategy (strategi
keagamaan)
Mencari ketenangan spiritual yang
diperoleh dari teman, orang tua atau pemuka agama. Strategi ini dapat ditempuh
dengan perilaku seperti berdoa. Berdoa diyakini dapat membuat individu mampu
menghadapi berbagai situasi yang penuh tekanan.
Strategi penanganan stres juga dapat
digolongkan menjadi mendekat (approach) atau menjauh (avoidance). Strategi
mendekat (approach strategies) meliputi usaha kognitif untuk memahami penyebab
stres dan usaha untuk menghadapi penyebab stres tersebut dengan cara
menghadapinya secara langsung. Strategi menghindar (avoidance strategies)
meliputi usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stres
dan usaha yang muncul dalam tingkah laku untuk menarik diri atau menghindar
dari penyebab stres (Santrock, 1998).
Perlu diketahui bahwa tidak ada satu
pun metode coping stress yang dapat digunakan untuk semua situasi stres. Tidak
ada strategi coping stress yang paling berhasil. Strategi coping stress yang
paling efektif adalah strategi yang sesuai dengan jenis stres dan situasi
(Smet, 1994). Keberhasilan coping stress lebih bergantung pada penggabungan
strategi coping stress yang sesuai dengan ciri-ciri masing-masing kejadian yang
mengancam, daripada mereka mencoba menemukan satu strategi coping stress yang
paling berhasil.
Sumber:
http://www.psychologymania.com/2012/12/strategi-coping-stress.html